Saturday, 29 October 2011

Hujan di bulan Februari

Semua tengadah;
Mencaci malam-
Membuka tabir-
Menutup mimpi.

Parau suaranya.
Hujan menyergap kerongkongannya
Isaknya kini bualan
Kini kelu.

"Biarkan hatinya berkata-kata-
Hingga narasi ini tiada"

Monday, 4 July 2011

Masa Padam

Jangan salahkan kakimu bila kepalamu yang mampu gerakanmu.
Tangan? Mengapa kau pun turut menyalahkan kepalamu?
Telinga? Mengapa harus menyalahkan apa yang kepalamu katakan tentang hal yang harus kau dengarkan?
Mata? Bodoh! Engkau melihat mereka menyalahkan kepalamu, akhirnya kau pun menyalahkan kepalamu juga!
Kalian konyol! Bahkan terlampau tolol!
Tunggu...Kepala?! Engkau menyalahkan perutmu akan semua yang kau perintah? Kenapa?
Tuhan! Lihat, perut itu yang kini...menyalahkan...sesuatu yang tak berbentuk...tolong aku, kepala, mata, telinga, kaki, tangan, lihat apa itu...
Meyedihkan! Mungkin harusnya kalian menyalahkan tungku itu! Bukan, bukan tungku, terlampau padam, tak ada abu ataupun bara api. Mungkin itu hati.

Friday, 28 January 2011

Some Tips How to Forget Your Ex

Shit, I cant believe what I wrote above.haha...
(eh Assalamua`alaikum)
Well, pada dasarnya saya sudah sering menemukan orang2 atau kerabat dekat saya look themselves as if they were nothing without their EX (-es). Actually, saya menulis ini bukan karena saya jago ato apalah, tapi karena saya benar2 ingin mencoba hal yang kiranya baik untuk dilakukan in accordance to ME not You.hehehe...Oh, one more thing, Im not a doctor of this 'thing or whatsoever, Im just trying to share what I`ve learned!!

The first thing is that we have to do is to make us realize the lists below *Tanda (...) adalah contoh jawaban:
1. Apa yang membuat anda sangat menyukai lawan jenis anda (sesama jenis mungkin,?Shit no)? (Tampan? Kaya? Berwibawa? Lucu?)
2. Apakah orang yang pernah anda sukai membuat anda menjadi lebih baik dari sebelumnya? (Tidak ah, malah membuat saya menjadi lupa akan siapa diri saya dan betapa berharganya saya)
3. Apakah anda berfikir bahwa hanya orang tersebut yang bisa membuat anda bahagia kedepannya? (Mungkin, tapi bukankah kebahagiaan itu juga tergantung bagaimana kita menyikapi semua masalah?)
4. Jika hal yang anda sayangkan hanyalah um1.ur pacaran yang panjang, coba fikirkan berapa lama lagi anda miliki watu di masa depan? (Sayangnya masa depan kita bukanlah sebuah kepastian. Jadi keep moving on adalah pilihan yang seharusnya dipilih, time is money, and money is credit hours.haha)
5. Apakah anda bahagia bersamanya? ( Ya, DULU, BUKAN SEKARANG!)

Secondly, what we have to do are...

1. Konsultasikan semuanya kepada Pencipta anda (boleh orang tua juga).
2. Jangan membenci mereka, karena membenci pada akhirnya emang ga akan ada puasnya.
3. Terimalah semuanya dengan ikhlas (ini susah tapi bukan berarti mustahil untuk dilakukan), yakin bahwa Tuhan emang milihin kita pasangan yang jauh lebih baik.
4. Berfikirlah bahwa kebahagiaan yang mantan anda miliki adalah kebahagiaan anda juga. Jangan paksakan keadaan.
5. Jangan menutup diri anda dari orang yang baru anda kenal, siapa tau dia bisa membuat anda lebih baik?
6. Belajarlha dari kesalahan.

Finally, we arrive at one point!
Kalo emang hasilnya nihil, artinya anda butuh waktu! NAH WAKTU ITU JANGAN GALAU2AN MULU, just fix yourself! Pada dasarnya, kalo emang ga niat buat berubah untuk jadi lebih baik semua yang di atas tu sia2. Innamal a`malu bin niyaat. hehe... Bulatkan niatnya dulu, dan yang terakhir, life is an adventure! (nutrilon tea.haha)... Ya, hidup adalah perjalanan, mau duduk dan  berdiri sambil melihat belakang? atau maju belajar melangkah dari masa lalu adalah pilihan, yang jelas, waktu akan selalu mengejar anda. (tumben serius.haha).. Lets begin by saying basmallah

Yah, kawan2, sekian dulu. Sesama manusia harus saling mengingatkan jika satu atau yang lainnya tersesat bukan?hehe

Wassalam

Saturday, 1 January 2011

Sunda yang kehilangan Rumah (2011)

Kembali hati ini mengecam kaki untuk mendaki sebuah rumah yang sudah lama terpatri.
Saat aku melihat rumah itu, aku teringat akan sesuatu, tetapi sudahlah, itu hanyalah gumam fikiranku.
Lagi, ku hentakkan jari tangan ini seraya rumah itu melambai ke arahku seakan ia berpenghuni.
Rebahlah aku di kursi ruang tamu rumah itu, dan
Anak-anak yang kecil, kurus, dan letih terus berlari ke halaman belakang, dan
Mereka pecahkan guci-guci di almari, dan
Aku pun tertunduk lesu.
Aku pun ternyata berada di rumah yang tak berpenghuni itu, dan aku malu.
Aku dan anak-anak itu telah kehilangan urat kemaluan.

Sembari menggenggam terumpet di bilah kiri tanganku, aku pun bercampur dengan mereka.
Kami terhanyut dalam buai derap langkah kami.
Aku berdiri di atas meja dan berteriak, menjerit, mengeram sebuah kejujuran.
Rumah ini menjadi lembab.
Angin panas setubuhi atap dari rumah yang kusut ini.
Kami tak peduli dan hanya bermain khalayak Sang Tuan Rumah.
Kami kuasai rumah ini, dan tumpahkan imajinasi kami.
Aku sudah bilang, kami telah kehilangan urat kemaluan.